Thursday, March 25, 2010

jangan cakap

Apa rasanya ketika ketayap itu ditanggalkan dari kepala, kawan?
Setelah berpuluh tahun terpengap, jangan bebohong (untuk sekali ini); angin yang bertiup dari celah-celah rambut itu, walaupun nikmat dan nyama, tetap membawa sama bau-bau busuk kulit kepala yang masam kepada orang lain, bukan? Dan kamu bercakap lagi tentang iman, iman yang tak goyah. Dari mana datangnya pengukur untuk menilai iman sendiri? Lalu kami ini apa? Bontot keldai? Sekurang-kurangnya kami tidak berpura-pura. Tidak seperti kamu yang sedang parah menahan diri daripada mengakui sahihnya, kamu juga mengimpikan angan-angan yang tak sampai (atau belum sampai, tetapi sedang diusahakan).

Mulianya kamu, sampai berdentum langit mendengar kebenaran yang kamu sampaikan. Tiada nista di belakang, dosa tak pernah melekat di punggung.

Orak-arek cakap-cakap itu melemaskan. Jangan kata ada iman yang bersekongkol dengan kebanalan akal. Kamu sedar atau tidak, hanya mata-mata juling saja yang sedang memerhatikan dan hanya telinga-telinga bernanah saja yang samar-samar sedang mendengarkan kamu?

Dan, janggut kamu itu bagaimana? Bisa menjadikan otak makin geliga?



-HH, 25 Mac 2010. Kuala Lumpur