Wednesday, December 2, 2009

a.

(prosa untuk mata)

Matamu belum terkatup penuh ketika jasadmu meledak. Jika kerlingan itu mampu berbicara lagi, rohmu pasti tersangkut pada nyawa mereka yang sedang mendepanimu waktu itu; tersorok-sorok dibelakang bahu orang di depan dan pura-pura menutup mata agar tak melihat dirimu. Sesudah itu, mereka memang akan tersenyum, tetapi tetap dengan ketakutan. Ketika mereka benar-benar mahu menutup mata nanti - untuk tidur atau untuk mati - wajahmu akan tergantung dikelopak mata mereka, membiarkan mereka terus-terusan meracau. Mungkin sampai jadi gila. Dihambat dan berlari, melihat matamu menjegil sentiasa.


- Hafiz Hamzah, 2 Disember 2009.

No comments: