Wednesday, August 27, 2008

ke langit adalah violet

ungu senja bergiring menghantar
aku pulang

- dan -

yang tertinggal hanyalah dua bentuk cincin putih
di Rembang Panas

- yang -

sebelumnya ada orang tua yang bertanya;
"apo putih ni? biasonyo kuning..."

rembang panas-damansara
26 ogos 2008

2 comments:

Bambang Saswanda Harahap said...

salam kenal
menyisipkan bahasa daerah dalam puisi yang berbahasa daerah menurut saya sangat sulit. apalagi yang tidak mengerti sama sekali tentang sisipan bahasa yang dimuat.. namun kembali pada tujuan penyair dalam berkarya... puisi untuk dimengerti atau puisi yang mengerti.. tidak salah..bahkan ragam ini membuat puisi semakin kaya dan unik.. salut.. itu general pandangan saya.. namun lebih spesifik saya belum bisa menafsirkan puisi ini,, saya sangat penasaran.. tentu ditulis dari imajinasi yang sangat liar sekali... semoga kita bisa berdiskusi.. salam

Jelir said...

Saya juga tidak ada masalah dengan pandangan kamu. Mungkin, imajinasi tidak perlu di tahan - atau - tidak tertahan lagi. Boleh jelaskan maksud kamu lagi...? Semuanya boleh jadi. Kerana, untuk puisi, tukang tulisnya adalah tuhan.