duka mendung mala merundung
dusta malam kala merusuh
tak pernah kau tahu rasa perih di dada
meratap tubuh-tubuh gebu disiat diratah
- 29 mei 2008, bangsar
Thursday, May 29, 2008
Tuesday, May 27, 2008
padamu sang perindu
bulan ternyata sangsi malam ini
ketika aku bacakan
cebisan kata-kata lunak
kepada pelacur pondan di lorong gelap yang menyesakkan
ia semacam monyok
dan aku
dalam bayang gelisah itu
amat faham keluh sang bulan yang merindu
bulan merajuk
lalu dikirim sengat dari atas
membuat peluh sejuk terpacul di dahi belengas
pada maksud sang perindu itu, disebutkan
“aku merindui kamu, jangan khianati aku”
dan pelacur pondan tadi teresak-esak
terkenang rindunya pada entah siapa
mungkin, mereka merindui orang yang sama
- 27 mei 2008, bangsar
ketika aku bacakan
cebisan kata-kata lunak
kepada pelacur pondan di lorong gelap yang menyesakkan
ia semacam monyok
dan aku
dalam bayang gelisah itu
amat faham keluh sang bulan yang merindu
bulan merajuk
lalu dikirim sengat dari atas
membuat peluh sejuk terpacul di dahi belengas
pada maksud sang perindu itu, disebutkan
“aku merindui kamu, jangan khianati aku”
dan pelacur pondan tadi teresak-esak
terkenang rindunya pada entah siapa
mungkin, mereka merindui orang yang sama
- 27 mei 2008, bangsar
Monday, May 26, 2008
aku kembalikan dia
aku kembalikan dia kepada dia
setelah lama aku membawa lari
dan, malam-malamku bersama dia
kerap berakhir dengan hiba
dia membunuh setiap sudut hatiku dengan membunuh dirinya
lagi dan lagi dan lagi dan lagi
mati kemudian hidup untuk mengingkari
lagi
- 26 mei 2008, bangsar
setelah lama aku membawa lari
dan, malam-malamku bersama dia
kerap berakhir dengan hiba
dia membunuh setiap sudut hatiku dengan membunuh dirinya
lagi dan lagi dan lagi dan lagi
mati kemudian hidup untuk mengingkari
lagi
- 26 mei 2008, bangsar
kata-kata itu sihir
kata-kata adalah sihir
melayang dalam debu-debu nyawa sesat
kepada tuan yang dimahukannya
sampai merasuk dalam hati yang kosong
meracun tengkorak berat lagi sarat
dengan segala tak ketahuan
dan sihir itu
pipih terseret dari setiap lembar
melangkau kekosongan
memijak pada apungan tergantung
menghuni rasa kebas dalam hati
sambil merawat ketagihan lama yang kerap meminta-minta untuk dipuaskan
dan sihir itu juga
tanpa legal – terus meradang saja
meratah semua rasa yang mendampingi
lirih hati yang menyakitkan
kata-kata adalah sihir
sampai senang melayangkan senjata
untuk turut menuntut nyawa-nyawa putih
membunuh bidadari syurga
kemudian hadir kata cinta
pada susuk yang suci itu seharusnya terkandung makna dan falsafah
tinggi
kini tak lagi difahami
semua laku
serupa enak-enak saja
-24 mei 2008, flora damansara
melayang dalam debu-debu nyawa sesat
kepada tuan yang dimahukannya
sampai merasuk dalam hati yang kosong
meracun tengkorak berat lagi sarat
dengan segala tak ketahuan
dan sihir itu
pipih terseret dari setiap lembar
melangkau kekosongan
memijak pada apungan tergantung
menghuni rasa kebas dalam hati
sambil merawat ketagihan lama yang kerap meminta-minta untuk dipuaskan
dan sihir itu juga
tanpa legal – terus meradang saja
meratah semua rasa yang mendampingi
lirih hati yang menyakitkan
kata-kata adalah sihir
sampai senang melayangkan senjata
untuk turut menuntut nyawa-nyawa putih
membunuh bidadari syurga
kemudian hadir kata cinta
pada susuk yang suci itu seharusnya terkandung makna dan falsafah
tinggi
kini tak lagi difahami
semua laku
serupa enak-enak saja
-24 mei 2008, flora damansara
Subscribe to:
Posts (Atom)